Saturday, June 02, 2007

Sisi Lain Kehidupan Seekor Kecoak

Assalamua’laikum Wr. Wb

Yo’ welcome Back Guys! Dalam tulisan kali ini, saya akan mengajak para pembaca sekalian untuk meneliti sesuatu. Masih ingat ketika kita masih muda dulu (baca : masih kecil) disuruh Ibu Guru TK ngamatin tingkah laku hewan sebangsa semut, burung, kambing, sapi, ayam, kucing, lumba-lumba, katak, ikan pari, panda, beruang atau hewan lainnya ?? Buat yang waktu TK belum pernah merasakannya, jangan khawatir…Belum terlambat ko’. Hehehe…

Langsung aja yuks!! Hewan yang kita teliti kali ini tidak lain dan tidak bukan adalah binatang kecil berkaki enam (eh klo ga’ salah ya’) dan bergerigi yang biasa muncul di malam hari di belakang lemari, kolong meja, kamar mandi atau bahkan saat ini ada belakang kamu. He..he.. Yup benar, hewan itu adalah Kecoak (~backsound: Jreng,,Jreng,,Jreng,,Jreng). Hah ?? Serius nih!! Kenapa ngomongin kecoak? Kaya ga’ ada kerjaan aja. Sabar kawan, walaupun harus diakui secara tidak sengaja saya melihat kecoak lewat di rumah dan dengan ketidak ada kerjaannya saya berniat untuk mengetahui jalan hidup sang kecoak tersebut. Terlintas dalam pikiran saya untuk mencari tahu informasi menarik tentang kecoak, sampai akhirnya saya memutuskan untuk Googling (istilah akrab dalam mencari informasi menggunakan situs Google). Hasilnya, Subhanallah!! Banyak sekali informasi tentang sang Kecoak itu.

Kecoak ternyata sudah ada sejak 300 juta tahun yang lalu, dan ternyata dia tidak banyak berevolusi seperti kebanyakan hewan-hewan lainnya. Sang kecoak ternyata juga ditakdirkan untuk bertahan di segala macam kondisi seperti panas menyengat atau dingin membeku, terlebih lagi kecoak juga lebih resisten terhadap radiasi ketimbang makhluk lain. Binatang ini mampu bertahan hidup tanpa kepala sampai sebulan, sampai akhirnya dia mati kelaparan. Benar kawan, kecoak tidak membutuhkan kepala untuk bernafas, bahkan otak sebagai alat kontrol tubuhnya. Kehilangan kepala tidak membuatnya kehilangan darah seperti kita.

Di alam bebas, ia menjadi santapan predatornya seperti burung, mamalia kecil, dan binatang amfibi. Namun kecoak kota (kecoak di perkotaan) nyaris tidak punya musuh, kecuali ya kita ini yang mati-matian berusaha untuk membunuh kecoak itu. Faktanya, kecoak memiliki pelindung yang kuat di punggungnya yang membuat ia tidak mudah mati dipukul. Oiya buat informasi nih, jangan kira kecoak langsung mati ketika dipukul ya! Beberapa menit kemudian kecoak itu akan kembali berjalan dan kabur entah kemana. (Hihihi,,,jangan tersinggung klo dibohongi kecoak ya’)

Dalam hal berkembang biak, kecoak bisa menghasilkan 40 ekor kecoak Junior dalam sebulan. Mereka adalah kaum Omnivora yang bisa memakan Feses, lem, sisa makanan di dapur, organisme mati (termasuk mayat manusia), bahkan keturunannya sendiri. Sayangnya kecoak bernasip buruk karena selain menjijikan bagi kebanyakan orang, kecoak dituding sebagai penyebar bakteri dan penyakit, juga dituduh menyebabkan gangguan pernapasan dan pemicu asma, serta mengontaminasi makanan. (huhuhu, binatang malang).

Tapi, apa benar kehadiran kecoak di dunia ini tidak ada gunanya sama sekali? Ya pasti ada dunx. Kecoak itu bagian dari rantai makanan. Kalau dia hilang, yaa…..tau sendiri kan gimana jadinya. Selain itu, kecoak membantu membersihkan lingkungan kita dari sisa-sia organisme. Dan yang paling menarik adalah, kecoak bisa dijadikan indikator kebersihan di rumah. Serius nih, jika kita sudah membersihkan rumah, tapi ternyata kecoaknya masih menginvasi dapur kita, bergembiralah. Percaya atau tidak, ini sesungguhnya bukti bahwa lingkungan rumah kita sudah bersih. Saking bersihnya sampai tidak menyediakan makanan bagi sang kecoak sampai akhirnya dia memutuskan untuk mengorek-ngorek makanan di dapur. Eh tapi jangan diartikan rumah yang banyak kecoaknya itu bersih ya? Itu mah rumah yang banyak makanan kecoak namanya. Hehehe…

Selain itu, konon katanya kecoak mengandung protein yang tinggi juga lowh, asal kamunya tidak jijik aja. Hehehe… Bagi yang berminat, cara memasaknya adalah dengan mencabut dulu semua kaki dan sayapnya. Potong bagian kepala, dan buat irisan di tengah badan. Sebelum dipanggang, campur dengan bawang dan garam. Rasanya ?? jangan tanya ke saya, saya kan hanya menyampaikan loh, selanjutnya terserah anda. Hehehe…

Subhanallah, begitu banyak pelajaran yang bisa kita dapatkan dari seekor kecoak yang biasanya hanya dipandang sebagai makhluk menjijikan. Padahal tidak ada yang Allah ciptakan di dunia ini dengan sia-sia. Tengok sebentar ayat Qur’an berikut ini yuks:

“dan Dia (menundukkan pula) apa yang Dia ciptakan untuk kamu di bumi ini dengan berlain-lainan macamnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang mengambil pelajaran.” (Q.S 16:13)

“Maka apakah (Allah) yang menciptakan itu sama dengan yang tidak dapat menciptakan (apa-apa)? Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran”
(Q.S 16:17)

Mungkin itulah sekilas tentang romantika kehidupan sang kecoak. He..he.. buat yang masih kurang berminat ngomongin kecoak, ini Cuma selingan doank ko’. Ketahuilah sahabatku, bahwa ngomongin kecoak dan mengambil pelajaran darinya itu jauh lebih baik daripada tertawa bahagia membicarakan keburukan seseorang. Hehehe..

Wassalam..

**banyak mengutip dari artikel "Kecoak Tanda Lingkungan Bersih", Dwiwati Riandhini.Majalah Intisari No.495, Oktober 2004.

2 comments:

Anonymous said...

MenaRik JuGa nGobz sOaL KECOA...JaDi IngEt,, seOraNg teMan PerNaH memBerIkan TauSiyah tEntAng 4K yAnG MuSt diHinDari yaiTu : Ke 'CoWo' aTau Ke 'CeWe' KeCoa, KeDuLuaN... yaNg 1LaGi LuPa,,Ap y?? cObA de...CaRi tAu SoaL iNi...kNapa KeCoa iTu mUsT dHinDarI bAgI seOranG aKtiViS...

BeRLi said...

Jawabannya coz kecoak bisa meracuni dirinya sendiri klo dalam posisi kebalik badannya khan....Hehehe, bener khan ukh??