Saturday, September 23, 2006

Rahasia Angka 13

Inilah dia rahasia shalat...

  1. Niat Sholat : Sebenarnya memelihara taubat kita dari dunia dan akhirat.
  2. Berdiri Sempurna : Fadilatnya, ketika mati dapat meluaskan tempat kita di dalam kubur.
  3. Takbir-ratul Ihram : Fadilatnya, sebagai pelita yang menerangi kita di dalam kubur.
  4. Fatihah : Sebagai pakaian yang indah-indah di dalam kubur.
  5. Ruqu' : Sebagai tikar kita di dalam kubur.
  6. I'tidal : Akan memberi minuman air dari telaga al-kautsar ketika didalam kubur.
  7. Sujud : Memagar kita ketika menyeberangi titian SIRATUL-MUSTAQIM.
  8. Duduk antara 2 Sujud : Akan menaung panji-panji nabi kita di dalam kubur
  9. Duduk antara 2 Sujud (akhir) : Menjadi kendaraan ketika kita di padang Mahsyar.
  10. Tahhiyat Akhir : Sebagai penjawab bagi persoalan yang dikemukakan oleh Munkar & Nankir di dalam kubur.
  11. Shalawat Nabi : Sebagai pendinding api neraka di dalam kubur.
  12. Salam : Memelihara kita di dalam kubur.
  13. Tertib : Akan pertemuan kita dengan Allah S. W. T.

Senarai di atas adalah salah satu sebab mengapa orang Yahudi atau Kafir tidak suka dengan angka 13 dan juga Hari Jumat. Itulah sebab mengapa mereka mencipta cerita yang begitu seram yaitu "FRIDAY the 13th"

Thursday, September 14, 2006

Busana dan Rasa Malu

Busana dan Rasa Malu

Wahai saudariku! Wahai mutiara Islam yang telah ditaburi iman suci oleh sang Penabur, yang telah diberi-Nya pakaian dan diangkat-Nya ke atas derajat bintang-bintang kemilau. Apakah engkau rela jika dirimu menjadi tawanan kaum yang tidak bermoral? Apakah engkau rela melepas pakaian malumu dan menampakkan kepada kaum laki-laki apa-apa yang telah Allah suruh untuk menutupinya?

Saudariku, sesungguhnya malu itu pakaian manusia yang sangat indah. Namun, ia akan menjadi lebih indah lagi jika di
miliki wanita. Bahkan, begitu dekat antara wanita dengan malu sehingga jika sifat ini tak ada lagi padanya, maka hilanglah kewanitaannya.

Saudariku, lihatlah tingkat rasa malunya Ummul Mukminin, Aisyah r.a. yang berkata, "Aku telah memasuki rumah yang di dalamnya telah dikuburkan jasad Rasulullah saw dan jasad ayahku (Abu Bakar r.a.). Aku tidak berani melepas pakaianku, meskipun mereka itu adalah suamiku dan ayahku. Ketika Umar r.a. dikuburkan di tempat itu, demi Allah aku tidak pernah memasukinya kecuali menutupi tubuhku dengan pakaianku, karena aku malu kepada Umar."

Waspadalah wahai saudariku, pegang teguhlah pakaian malu yang melekat pada dirimu dan jauhkanlah dirimu dari pakaian-pakaian lacur serta apa-apa yang berusaha menelanjangimu dan menjerumuskanmu ke dalam hal-hal yang diharamkan Allah SWT.

Menurut Ar-Rafi'i hijab itu tidak lain semata-mata untuk melindungi jiwa wanita, meningkatkan harga dirinya di tengah-tengah masyarakat, menjaganya dari jual beli terkutuk dan mengangkatnya agar jangan sampai menjadi barang dagangan yang murahan yang dijajakan di pinggir jalan dan di pasar-pasar. Mereka seringkali menawarkan barang murahan itu dengan kata-kata: mata hitam, pipi mawar, bibir yakut, gigi mutiara, pinggul memikat, payudara montok, dan sebagainya.

Bukankah wanita-wanita yang melepaskan akhlak seperti para bintang film dan wanita-wanita barat telah mengalami kerugian yang sangat besar setelah tidak lagi menawarkan diri dengan ungkapan-ungkapan seperti di atas, mereka akhirnya berkumpul di jalan-jalan untuk menunggu para konsumen menawar tubuh mereka.

Selanjutnya menurut Ar-Rafi'i, "Itulah kebebasan, itulah menjual harga diri, atau entah apa lagi namanya. Yang jelas, semua itu selalu berakhir dengan hilangnya eksistensi wanita ataupun kerusakannya."

Waspadalah wahai wanita-wanita muslimah!

Sumber : http://www.my-alazka.com

Kupu-Kupu


S
uatu ketika terdapat seorang pemuda di tepian telaga. Ia tampak termenung. Tatapan matanya kosong, menatap hamparan air di depannya. Seluruh penjuru mata angin telah dilewatinya, namun tak ada satupun titik yang membuatnya puas. Kekosongan makin senyap sampai ada suara yang menyapanya.

"Sedang apa kau di sini anak muda?" tanya seseorang. Rupanya ada seorang kakek tua.

"Apa yang sedang kau risaukan?"

Anak muda itu menoleh ke samping, "Aku lelah Pak Tua. Telah berkilo-kilo jarak yang kutempuh untuk mencari kebahagiaan, namun tak juga kutemukan rasa itu dalam diriku. Aku telah berlari melewati gunung dan lembah, tapi tak ada tanda kebahagiaan yang hadir dalam diriku. Kemanakah aku harus mencarinya? Bilakah kutemukan rasa itu?"

Kakek tua duduk semakin dekat, mendengarkan dengan penuh perhatian. Dipandangnya wajah lelah di depannya. Lalu, ia mulai bicara, "Di depan sana, ada sebuah taman. Jika kamu ingin jawaban dari pertanyaanmu, tangkaplah seekor kupu-kupu buatku. Mereka berpandangan.

"Ya... tangkaplah seekor kupu-kupu buatku dengan tanganmu," sang kakek mengulang kalimatnya lagi.

Perlahan pemuda itu bangkit. Langkahnya menuju satu arah, taman. Tak berapa lama dijumpainya taman itu. Taman yang semarak dengan pohon dan bunga-bunga yang bermekaran. Tak heran, banyak kupu-kupu yang beterbangan di sana. Sang kakek melihat dari kejauhan memperhatikan tingkah yang diperbuat pemuda yang sedang gelisah itu.

Anak muda itu mulai bergerak. Dengan mengendap-endap, ditujunya sebuah sasaran. Perlahan namun... Hap! Ia gagal... Ia mulai berlari tak beraturan. Diterjangnya sana-sini, ditabraknya rerumputan dan tanaman untuk mendapatkan kupu-kupu itu. Diterobosnya semak dan dan perdu di sana. Gerakannya semakin liar.

Adegan itu terus berlangsung, namun belum ada satu kupu-kupu yang dapat ditangkap. Sang pemuda mulai kelelahan. Nafasnya memburu, dadanya bergerak naik-turun dengan cepat. Sampai akhirnya ada teriakan.

"Hentikan dulu anak muda. Istirahatlah!" tampak sang kakek yang berjalan perlahan. Ada sekumpulan kupu-kupu yang beterbangan di sisi kanan-kiri kakek itu. Mereka terbang berkeliling, sesekali hinggap di tubuh tua itu.

"Begitukah caramu mengejar kebahagiaan?"

Berlari dan menerjang? Menabrak-nabrak tak tentu arah, menerobos tanpa peduli apa yang kau rusak? sang kakek menatap pemuda itu.

Nak, mencari kebahagiaan itu seperti menangkap kupu-kupu. Semakin kau terjang, semakin ia menghindar. Semakin kau buru, semakin pula ia pergi dari dirimu. Namun, tangkaplah kupu-kupu itu dalam hatimu. Karena kebahagiaan itu bukan benda yang dapat kau genggam, atau sesuatu yang dapat kau simpan. Carilah kebahagiaan itu dalam hatimu. Telusuri rasa itu dalam kalbumu. Ia tak akan lari kemana-mana. Bahkan, tanpa kau sadari kebahagiaan itu sering datang sendiri.

Kakek tua itu mengangkat tangannya... Hap! tiba-tiba tampak seekor kupu-kupu yang hinggap di ujung jari. Terlihat kepak sayap kupu-kupu itu, memancarkan keindahan ciptaan Tuhan. Pesonanya begitu mengagumkan, kelopak sayap yang mengalun perlahan, layaknya kebahagiaan yang hadir dalam hati. Warnanya begitu indah, seindah kebahagiaan bagi mereka yang mampu menyelaminya.

[dari NHI FUKI]

Wednesday, September 13, 2006

Dampak Internet


Secara umum fungsi internet adalah menyediakan suatu sarana jaringan yang memiliki standarisasi dan mendefinisikan prosedur jaringan sehingga informasi dapat saling dipertukarkan. Perlu diperhatikan bahwa informasi apapun yang ada di internet dapat diakses oleh siapa saja.

Internet yang pada awalnya digunakan di lingkungan Pentagon dan perguruan tinggi serta lembaga-lembaga riset di AS kini merebak ke segala sektor. Mulai dari perusahaan menengah, perusahaan besar, surat kabar, dan bahkan seorang anak dapat menggunakannya. Namun perlu dipahami bahwa dalam era globalisasi ini dimana arus informasi dalam segala bentuknya akan dengan cepat dan mudah diperoleh, ditambah lagi dengan semakin murahnya harga sebuah komputer dan akses internet membuat pemakai internet dari tahun ke tahun makin meningkat.

Semua ini bukanlah tanpa resiko, khususnya bagi kaum muda yang masih labil. Karena internet di satu pihak dapat menjadi ancaman buat generasi muda, sedangkan di pihak lain internet juga sekaligus merupakan suatu cara baru untuk menambah wawasan sehingga dapat meningkatkan potensi dan kapasitasnya sebagai penerus bangsa.

Internet Sebagai Ancaman

  • Mengalirnya arus ideologi, baik itu ideologi politik, keagamaan, sosial, ekonomi, dan budaya yang bertentangan dengan ideologi negara Indonesia yang akan membawa pada hal-hal yang dapat menyebabkan melemahnya ketahanan nasional.
  • Pola hidup yang semakin individualistis. Orang kini merasa gengsi jika tidak berinternet, padahal belum tentu dia membutuhkan informasi. Karena penjelajahan lewat internet sangat mengasyikkan sehingga membuat orang lalai dari kehidupan sosial. Orang lebih suka bermain game atau melakukan chat yang menghabiskan begitu banyak pulsa telepon hanya sekedar mencari kesenangan.
  • Konsumerisme yang makin tinggi. Banyak orang kini melakukan online shopping lewat internet. Semakin sering akses ke internet dan mengunjungi web-web komersial berarti makin banyak barang-barang yang dilihat yang pada akhirnya tergoda dan terpikat untuk membeli. Dengan adanya kartu kredit semuanya semakin mudah saja dan inilah kombinasi yang ampuh untuk menghamburkan uang.

    Internet Sebagai Nilai Tambah
  • Mengalirnya informasi yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) baik ilmu sosial, eksakta, ekonomi kedokteran, filsafat, teknik, dan sebagainya. Semua ini dapat menambah dan meningkatkan sumber daya manusia karena motto yang terkenal pada dua dasawarsa terakhir adalah "Siapa yang menguasai informasi dialah yang kuat".
  • Kini adalah era globalisasi dan informasi. Dunia seperti sebuah kota. Kejadian di luar negeri bisa disaksikan di tanah air. Internet membuat semua makin mudah, cepat, tepat, dan tanpa batas. Dalam sekejap informasi dapat tersebar luas.
  • Internet dapat menyadarkan umat manusia bahwasanya kita saling membutuhkan. Tak seorangpun di dunia ini dapat hidup sendiri tanpa bantuan dari orang lain meski bantuan itu tidak disadarinya. Dengan internet orang bisa saling berkenalan, tukar pikiran, membagi pengalaman, dan sebagainya.
  • Internet telah menyadarkan umat manusia bahwa seseorang, kebangsaan, tempat tinggal (negara), bahasa, dan sebagainya dapat saling berkomunikasi dalam satu wadah dengan memakai protokol dan standar yang sama. Bukankah ini dapat menjadikan tolak ukur kepada kita semua bahwasanya manusia memiliki struktur kimiawi yang sama? Jika kita dapat menyadari semua ini, maka perbedaan di antara kita haruslah dapat dipecahkan bersama-sama pula tanpa memandang perbedaan yang ada.

    Internet bukan saja dapat memberikan hal-hal yang positif bagi kita tapi juga hal-hal yang negatif. Dengan kemampuan memilih dan memilah, gunakanlah internet sebagaimana mestinya karena kita tidak dapat menghindar dari apa yang sudah menjadi produk dan dijadikan standar. Bukan hanya internet, begitu juga dengan hasil-hasil perkembangan teknologi informasi dan komunikasi pada umumnya seperti TV, parabola, handphone, satelit, dan produk komunikasi lainnya.