Saturday, September 23, 2006

Rahasia Angka 13

Inilah dia rahasia shalat...

  1. Niat Sholat : Sebenarnya memelihara taubat kita dari dunia dan akhirat.
  2. Berdiri Sempurna : Fadilatnya, ketika mati dapat meluaskan tempat kita di dalam kubur.
  3. Takbir-ratul Ihram : Fadilatnya, sebagai pelita yang menerangi kita di dalam kubur.
  4. Fatihah : Sebagai pakaian yang indah-indah di dalam kubur.
  5. Ruqu' : Sebagai tikar kita di dalam kubur.
  6. I'tidal : Akan memberi minuman air dari telaga al-kautsar ketika didalam kubur.
  7. Sujud : Memagar kita ketika menyeberangi titian SIRATUL-MUSTAQIM.
  8. Duduk antara 2 Sujud : Akan menaung panji-panji nabi kita di dalam kubur
  9. Duduk antara 2 Sujud (akhir) : Menjadi kendaraan ketika kita di padang Mahsyar.
  10. Tahhiyat Akhir : Sebagai penjawab bagi persoalan yang dikemukakan oleh Munkar & Nankir di dalam kubur.
  11. Shalawat Nabi : Sebagai pendinding api neraka di dalam kubur.
  12. Salam : Memelihara kita di dalam kubur.
  13. Tertib : Akan pertemuan kita dengan Allah S. W. T.

Senarai di atas adalah salah satu sebab mengapa orang Yahudi atau Kafir tidak suka dengan angka 13 dan juga Hari Jumat. Itulah sebab mengapa mereka mencipta cerita yang begitu seram yaitu "FRIDAY the 13th"

Thursday, September 14, 2006

Busana dan Rasa Malu

Busana dan Rasa Malu

Wahai saudariku! Wahai mutiara Islam yang telah ditaburi iman suci oleh sang Penabur, yang telah diberi-Nya pakaian dan diangkat-Nya ke atas derajat bintang-bintang kemilau. Apakah engkau rela jika dirimu menjadi tawanan kaum yang tidak bermoral? Apakah engkau rela melepas pakaian malumu dan menampakkan kepada kaum laki-laki apa-apa yang telah Allah suruh untuk menutupinya?

Saudariku, sesungguhnya malu itu pakaian manusia yang sangat indah. Namun, ia akan menjadi lebih indah lagi jika di
miliki wanita. Bahkan, begitu dekat antara wanita dengan malu sehingga jika sifat ini tak ada lagi padanya, maka hilanglah kewanitaannya.

Saudariku, lihatlah tingkat rasa malunya Ummul Mukminin, Aisyah r.a. yang berkata, "Aku telah memasuki rumah yang di dalamnya telah dikuburkan jasad Rasulullah saw dan jasad ayahku (Abu Bakar r.a.). Aku tidak berani melepas pakaianku, meskipun mereka itu adalah suamiku dan ayahku. Ketika Umar r.a. dikuburkan di tempat itu, demi Allah aku tidak pernah memasukinya kecuali menutupi tubuhku dengan pakaianku, karena aku malu kepada Umar."

Waspadalah wahai saudariku, pegang teguhlah pakaian malu yang melekat pada dirimu dan jauhkanlah dirimu dari pakaian-pakaian lacur serta apa-apa yang berusaha menelanjangimu dan menjerumuskanmu ke dalam hal-hal yang diharamkan Allah SWT.

Menurut Ar-Rafi'i hijab itu tidak lain semata-mata untuk melindungi jiwa wanita, meningkatkan harga dirinya di tengah-tengah masyarakat, menjaganya dari jual beli terkutuk dan mengangkatnya agar jangan sampai menjadi barang dagangan yang murahan yang dijajakan di pinggir jalan dan di pasar-pasar. Mereka seringkali menawarkan barang murahan itu dengan kata-kata: mata hitam, pipi mawar, bibir yakut, gigi mutiara, pinggul memikat, payudara montok, dan sebagainya.

Bukankah wanita-wanita yang melepaskan akhlak seperti para bintang film dan wanita-wanita barat telah mengalami kerugian yang sangat besar setelah tidak lagi menawarkan diri dengan ungkapan-ungkapan seperti di atas, mereka akhirnya berkumpul di jalan-jalan untuk menunggu para konsumen menawar tubuh mereka.

Selanjutnya menurut Ar-Rafi'i, "Itulah kebebasan, itulah menjual harga diri, atau entah apa lagi namanya. Yang jelas, semua itu selalu berakhir dengan hilangnya eksistensi wanita ataupun kerusakannya."

Waspadalah wahai wanita-wanita muslimah!

Sumber : http://www.my-alazka.com

Kupu-Kupu


S
uatu ketika terdapat seorang pemuda di tepian telaga. Ia tampak termenung. Tatapan matanya kosong, menatap hamparan air di depannya. Seluruh penjuru mata angin telah dilewatinya, namun tak ada satupun titik yang membuatnya puas. Kekosongan makin senyap sampai ada suara yang menyapanya.

"Sedang apa kau di sini anak muda?" tanya seseorang. Rupanya ada seorang kakek tua.

"Apa yang sedang kau risaukan?"

Anak muda itu menoleh ke samping, "Aku lelah Pak Tua. Telah berkilo-kilo jarak yang kutempuh untuk mencari kebahagiaan, namun tak juga kutemukan rasa itu dalam diriku. Aku telah berlari melewati gunung dan lembah, tapi tak ada tanda kebahagiaan yang hadir dalam diriku. Kemanakah aku harus mencarinya? Bilakah kutemukan rasa itu?"

Kakek tua duduk semakin dekat, mendengarkan dengan penuh perhatian. Dipandangnya wajah lelah di depannya. Lalu, ia mulai bicara, "Di depan sana, ada sebuah taman. Jika kamu ingin jawaban dari pertanyaanmu, tangkaplah seekor kupu-kupu buatku. Mereka berpandangan.

"Ya... tangkaplah seekor kupu-kupu buatku dengan tanganmu," sang kakek mengulang kalimatnya lagi.

Perlahan pemuda itu bangkit. Langkahnya menuju satu arah, taman. Tak berapa lama dijumpainya taman itu. Taman yang semarak dengan pohon dan bunga-bunga yang bermekaran. Tak heran, banyak kupu-kupu yang beterbangan di sana. Sang kakek melihat dari kejauhan memperhatikan tingkah yang diperbuat pemuda yang sedang gelisah itu.

Anak muda itu mulai bergerak. Dengan mengendap-endap, ditujunya sebuah sasaran. Perlahan namun... Hap! Ia gagal... Ia mulai berlari tak beraturan. Diterjangnya sana-sini, ditabraknya rerumputan dan tanaman untuk mendapatkan kupu-kupu itu. Diterobosnya semak dan dan perdu di sana. Gerakannya semakin liar.

Adegan itu terus berlangsung, namun belum ada satu kupu-kupu yang dapat ditangkap. Sang pemuda mulai kelelahan. Nafasnya memburu, dadanya bergerak naik-turun dengan cepat. Sampai akhirnya ada teriakan.

"Hentikan dulu anak muda. Istirahatlah!" tampak sang kakek yang berjalan perlahan. Ada sekumpulan kupu-kupu yang beterbangan di sisi kanan-kiri kakek itu. Mereka terbang berkeliling, sesekali hinggap di tubuh tua itu.

"Begitukah caramu mengejar kebahagiaan?"

Berlari dan menerjang? Menabrak-nabrak tak tentu arah, menerobos tanpa peduli apa yang kau rusak? sang kakek menatap pemuda itu.

Nak, mencari kebahagiaan itu seperti menangkap kupu-kupu. Semakin kau terjang, semakin ia menghindar. Semakin kau buru, semakin pula ia pergi dari dirimu. Namun, tangkaplah kupu-kupu itu dalam hatimu. Karena kebahagiaan itu bukan benda yang dapat kau genggam, atau sesuatu yang dapat kau simpan. Carilah kebahagiaan itu dalam hatimu. Telusuri rasa itu dalam kalbumu. Ia tak akan lari kemana-mana. Bahkan, tanpa kau sadari kebahagiaan itu sering datang sendiri.

Kakek tua itu mengangkat tangannya... Hap! tiba-tiba tampak seekor kupu-kupu yang hinggap di ujung jari. Terlihat kepak sayap kupu-kupu itu, memancarkan keindahan ciptaan Tuhan. Pesonanya begitu mengagumkan, kelopak sayap yang mengalun perlahan, layaknya kebahagiaan yang hadir dalam hati. Warnanya begitu indah, seindah kebahagiaan bagi mereka yang mampu menyelaminya.

[dari NHI FUKI]

Wednesday, September 13, 2006

Dampak Internet


Secara umum fungsi internet adalah menyediakan suatu sarana jaringan yang memiliki standarisasi dan mendefinisikan prosedur jaringan sehingga informasi dapat saling dipertukarkan. Perlu diperhatikan bahwa informasi apapun yang ada di internet dapat diakses oleh siapa saja.

Internet yang pada awalnya digunakan di lingkungan Pentagon dan perguruan tinggi serta lembaga-lembaga riset di AS kini merebak ke segala sektor. Mulai dari perusahaan menengah, perusahaan besar, surat kabar, dan bahkan seorang anak dapat menggunakannya. Namun perlu dipahami bahwa dalam era globalisasi ini dimana arus informasi dalam segala bentuknya akan dengan cepat dan mudah diperoleh, ditambah lagi dengan semakin murahnya harga sebuah komputer dan akses internet membuat pemakai internet dari tahun ke tahun makin meningkat.

Semua ini bukanlah tanpa resiko, khususnya bagi kaum muda yang masih labil. Karena internet di satu pihak dapat menjadi ancaman buat generasi muda, sedangkan di pihak lain internet juga sekaligus merupakan suatu cara baru untuk menambah wawasan sehingga dapat meningkatkan potensi dan kapasitasnya sebagai penerus bangsa.

Internet Sebagai Ancaman

  • Mengalirnya arus ideologi, baik itu ideologi politik, keagamaan, sosial, ekonomi, dan budaya yang bertentangan dengan ideologi negara Indonesia yang akan membawa pada hal-hal yang dapat menyebabkan melemahnya ketahanan nasional.
  • Pola hidup yang semakin individualistis. Orang kini merasa gengsi jika tidak berinternet, padahal belum tentu dia membutuhkan informasi. Karena penjelajahan lewat internet sangat mengasyikkan sehingga membuat orang lalai dari kehidupan sosial. Orang lebih suka bermain game atau melakukan chat yang menghabiskan begitu banyak pulsa telepon hanya sekedar mencari kesenangan.
  • Konsumerisme yang makin tinggi. Banyak orang kini melakukan online shopping lewat internet. Semakin sering akses ke internet dan mengunjungi web-web komersial berarti makin banyak barang-barang yang dilihat yang pada akhirnya tergoda dan terpikat untuk membeli. Dengan adanya kartu kredit semuanya semakin mudah saja dan inilah kombinasi yang ampuh untuk menghamburkan uang.

    Internet Sebagai Nilai Tambah
  • Mengalirnya informasi yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) baik ilmu sosial, eksakta, ekonomi kedokteran, filsafat, teknik, dan sebagainya. Semua ini dapat menambah dan meningkatkan sumber daya manusia karena motto yang terkenal pada dua dasawarsa terakhir adalah "Siapa yang menguasai informasi dialah yang kuat".
  • Kini adalah era globalisasi dan informasi. Dunia seperti sebuah kota. Kejadian di luar negeri bisa disaksikan di tanah air. Internet membuat semua makin mudah, cepat, tepat, dan tanpa batas. Dalam sekejap informasi dapat tersebar luas.
  • Internet dapat menyadarkan umat manusia bahwasanya kita saling membutuhkan. Tak seorangpun di dunia ini dapat hidup sendiri tanpa bantuan dari orang lain meski bantuan itu tidak disadarinya. Dengan internet orang bisa saling berkenalan, tukar pikiran, membagi pengalaman, dan sebagainya.
  • Internet telah menyadarkan umat manusia bahwa seseorang, kebangsaan, tempat tinggal (negara), bahasa, dan sebagainya dapat saling berkomunikasi dalam satu wadah dengan memakai protokol dan standar yang sama. Bukankah ini dapat menjadikan tolak ukur kepada kita semua bahwasanya manusia memiliki struktur kimiawi yang sama? Jika kita dapat menyadari semua ini, maka perbedaan di antara kita haruslah dapat dipecahkan bersama-sama pula tanpa memandang perbedaan yang ada.

    Internet bukan saja dapat memberikan hal-hal yang positif bagi kita tapi juga hal-hal yang negatif. Dengan kemampuan memilih dan memilah, gunakanlah internet sebagaimana mestinya karena kita tidak dapat menghindar dari apa yang sudah menjadi produk dan dijadikan standar. Bukan hanya internet, begitu juga dengan hasil-hasil perkembangan teknologi informasi dan komunikasi pada umumnya seperti TV, parabola, handphone, satelit, dan produk komunikasi lainnya.
  • Saturday, August 26, 2006

    Pluto Bukan Planet Lagi



    PRAHA, JUMAT - Ribuan astronom yang berkumpul di Praha, Ceko akhirnya memutuskan bahwa Pluto tidak masuk dalam kategori planet pada pertemuan puncak International Astronomical Union (IAU) Kamis (24/8). Alasannya, Pluto tidak memiliki orbit yang dominan seperti delapan planet lainnya.
    Meskipun demikian, benda langit yang dikenal sebagai planet kesembilan selama 76 tahun di Tata Surya dimasukkan ke dalam klasifikasi baru yang disebut planet kerdil. Selain Pluto, Charon, Xena, dan Ceres juga dimasukkan dalam kategori baru ini.
    "Saya sangat terharu hari ini sebab pada hari terakhir kami harus mendeskripsikan Tata Surya sebagaimana mestinya, suka atau tidak," kata Profesor Iwan Williams, kepala panel IAU yang bekerja dalam beberapa bulan terakhir untuk mendefinisikan istilah planet.
    Definisi yang tegas diperlukan sejak teleskop berteknologi mutakhir berhasil menunjukkan objek-objek langit baru yang berukuran sebanding Pluto. Tanpa batasan yang tegas, jumlah benda-benda langit yang disebut planet di Tata Surya mungkin bisa mencapai 50 atau lebih.
    Dalam sidang umum IAU, para astronom sepakat bahwa benda langit dapat disebut sebagai planet jika mengorbit bintang namun bukan sebagai bintang yang memancarkan sinar. Selain itu, ukurannya harus cukup besar sehingga memiliki gravitasi yang membuatnya berbentuk bulat dan memiliki orbit yang jelas berbeda dengan objek langit lainnya.

    Pluto secara otomatis tidak memenuhi syarat ini karena orbitnya yang berbentuk elips tumpang tindih dengan orbit Neptunus. Orbitnya terhadap Matahari juga terlalu melengkung dibandingkan delapan objek yang diklasifikasikan sebagai planet.

    Dengan keputusan yang akan ditetapkan IAU ini, referensi mengenai planet-planet di buku teks maupun ensiklopedia harus direvisi. Tata Surya dengan Matahari sebagai pusatnya akan dideskripsikan dengan delapan planet saja. Sementara benda-benda langit lainnya diklasifikasikan tersendiri.
    Sumber: BBC
    Disadur dari : Kompas Cyber Media

    Monday, August 21, 2006

    Cara Berinteraksi



    Bagaimana Anda berinteraksi dengan pendengaryang sombong, pendiam dan cerewet? SilahkanAnda gunakan tips dan trik di bawah ini...
    Bagaimana Anda Berinteraksi Dengan PendengarYang Sombong?
    1. Raihlah simpatinya hingga memungkinkan Andamemberikan nasihat kepadanya.
    2. Hiasilah diri Anda dengan sikap percaya diriuntuk berinteraksi dengannya.
    3. Arahkanlah dia serta berilah dia nasihat dengansecara tidak langsung.
    4. Tampakkanlah padanya kebaikan dankeindahan pendapat-pendapat orang lain.
    5. Berpartisipasilah bersamanya dalam pekerjaan-pekerjaan pribadi yang hebat dan unggul.
    6. Ambillah manfaat dari ide dan pendapatnya.
    7. Tampakkanlah padanya kekaguman dankebanggaan Anda terhadap ide dan pendapatnya.
    8. Buatlah ia memiliki perasaan memerlukankepada orang lain.
    9. Hindarilah dari posisi-posisi yangmembangkitkan kesombongannya.
    10. Hargailah pendapatnya serta pergauilah ia dengan akal dan hati yang terbuka
    Bagaimana Anda Berinteraksi Dengan PendengarYang Cerewet (Banyak Omong)?
    1. Potonglah pembicaraannya dengan bijaksanadan diplomasi. Lalu mintalah ia menyimpulkan apayang ia katakan.
    2. Mintalah ia untuk mencatatkan pandangan danpemikirannya. Serta di akhir penyampaianpembicaraannya, berilah ia alokasi waktu yangsempit untuk menyimpulkannya.
    3. Ketika ia berhenti berbicara, bersegeralah Andauntuk menyimpulkan apa yng dikatakannya,setelah itu berpindahlah kepada point berikutnya.
    4. Janganlah Anda memfokuskan pandangan Andapadanya, pura-puralah tidak peduli terhadapseluruh komentar-komentarnya.
    5. Biarkanlah para pendengar memotongpembicaraannya setiap kali ia mendesak untukberbicara.
    6. Ketika berbicara dengannya, pergunakanlahpertanyaan-pertanyaan terbatas dan tertutup, yaitupertanyaan yang jawabannya selalu dijawabdengan ‘ya’ atau ‘tidak’.
    7. Batasilah waktu berbicara dengannya sertatentukanlah dengan teliti point-point pembicaraandengannya.
    8. Janganlah Anda menyimak setiap kalimat yangdiucapkannya. Serta, ingatkanlah ia pada temaasal pembicaraan.
    9. Tentukanlah waktu untuk bertemu dengannyasetelah selesai dari pertemuan, perkumpulan atausetelah berinteraksi dengannya.
    Bagaimana Anda Berinteraksi Dengan PendengarYang Pendiam?
    1. Berusahalah untuk mendekatinya.
    2. Ketika berbicara dengannya, pergunakanlahpertanyaan-pertanyaan uraian dan terbuka, yaitu pertanyaan yang memakai kata tanya: apa? bagaimana?, kapan?, dan di mana?
    3. Usahakanlah untuk mengajaknya dalamberbagai pekerjaan dan kunjungan bersama.
    4. Hindarilah dari sikap-sikap yang dapatmenyakitinya.
    5. Buatlah ia merasakan urgensi dirinya dankehebatan seluruh pendapatnya.
    6. Mulailah diskusi bersamanya dari point yangdisepakati bersama.
    7. Temanilah dengannya serta berbuat ramahlahkepadanya.
    8. Bincangkanlah kepadanya tentang diri anda,pekerjaan Anda, problem-problem Anda hingga iapun melakukan hal yang sama kepada Anda.
    9. Ajukanlah kepadanya pertanyaan-pertanyaanlangsung, tapi janganlah Anda terlalu banyakmemfokuskannya dan menunggu lama agar iamenjawab pertanyaan-pertanyaan Anda.
    10. Hati-hatilah dari memvonisnya bahwa dia tidakmemperhatikan.
    Ingatlah, berapa banyak orang pendiam mengambil manfaat dari pembicaraan lebih banyak dari orang yang berbicara.

    Busuknya Kebencian


    Seorang Ibu Guru taman kanak-kanak ( TK ) mengadakan "permainan". Ibu Guru menyuruh anak tiap-tiap muridnya membawa kantong plastik transparan 1 buah dan kentang. Masing-masing kentang tersebut di beri nama berdasarkan nama orang yang dibenci, sehingga jumlah kentangnya tidak ditentukan berapa ... tergantung jumlah orang-orang yang dibenci.
    Pada hari yang disepakati masing-masing murid membawa kentang dalam kantong plastik. Ada yang berjumlah 2, ada yang 3 bahkan ada yang 5. Seperti perintah guru mereka tiap-tiap kentang di beri nama sesuai nama orang yang dibenci. Murid-murid harus membawa kantong plastik berisi kentang tersebut kemana saja mereka pergi, bahkan ke toilet sekalipun, selama 1 minggu.
    Hari berganti hari, kentang-kentang pun mulai membusuk, murid-murid mulai mengeluh, apalagi yang membawa 5 buah kentang, selain berat baunyajuga tidak sedap. Setelah 1 minggu murid-murid TK tersebut merasa lega karena penderitaan mereka akan segera berakhir. Ibu Guru : " Bagaimana rasanya membawa kentang selama 1 minggu ?"Keluarlah keluhan dari murid-murid TK tersebut, pada umumnya mereka tidak merasa nyaman harus membawa kentang-kentang busuk tersebut ke manapun mereka pergi. Guru pun menjelaskan apa arti dari " permainan " yang mereka lakukan.Ibu Guru : " Seperti itulah kebencian yang selalu kita bawa-bawa apabila kita tidak bisa memaafkan orang lain. Sungguh sangat tidak menyenangkan membawa kentang busuk kemana pun kita pergi. Itu hanya 1 minggu.
    Bagaimana jika kita membawakebencian itu seumur hidup ?Alangkah tidak nyamannya ..."

    Belajar Dari Wajah


    Oleh: K.H. Abdullah Gymnastiar
    Menarik sekali jikalau kita terus menerus belajar tentang fenomena apapun yang terjadi dalam hiruk-pikuk kehidupan ini. Tidak ada salahnya kalau kita buat semacam target. Misalnya : hari ini kita belajar tentang wajah. Wajah? Ya, wajah. Karena masalah wajah bukan hanya masalah bentuknya, tapi yang utama adalah pancaran yang tersemburat dari si pemilik wajah tersebut.
    Ketika pagi menyingsing, misalnya, tekadkan dalam diri : "Saya ingin tahu wajah yang paling menenteramkan hati itu seperti apa? Wajah yang paling menggelisahkan itu seperti bagaimana?" karena pastilah hari ini kita akan banyak bertemu dengan wajah orang per orang. Ya, karena setiap orang pastilah punya wajah. Wajah irtri, suami, anak, tetangga, teman sekantor, orang di perjalanan, dan lain sebagainya. Nah, ketika kita berjumpa dengan siapapun hari ini, marilah kita belajar ilmu tentang wajah. Subhanallaah, pastilah kita akan bertemu dengan beraneka macam bentuk wajah. Dan, tiap wajah ternyata dampaknya berbeda-beda kepada kita. Ada yang menenteramkan, ada yang menyejukkan, ada yang menggelikan, ada yang menggelisahkan, dan ada pula yang menakutkan. Lho, kok menakutkan? Kenapa? Apa yang menakutkan karena bentuk hidungnya? Tentu saja tidak! Sebab ada yang hidungnya mungil tapi menenteramkan. Ada yang sorot matanya tajam menghunjam, tapi menyejukkan. Ada yang kulitnya hitam, tapi penuh wibawa. Pernah suatu ketika berjumpa dengan seorang ulama dari Afrika di Masjidil Haram, subhanallaah, walaupun kulitnya tidak putih, tidak kuning, tetapi ketika memandang wajahnya... sejuk sekali! Senyumnya begitu tulus meresap ke relung qolbu yang paling dalam. Sungguh bagai disiram air sejuk menyegarkan di pagi hari.
    Ada pula seorang ulama yang tubuhnya mungil, dan diberi karunia kelumpuhan sejak kecil. Namanya Syekh Ahmad Yassin, pemimpin spiritual gerakan Intifadah, Palestina. Ia tidak punya daya, duduknya saja di atas kursi roda. Hanya kepalanya saja yang bergerak. Tapi, saat menatap wajahnya, terpancar kesejukan yang luar biasa. Padahal, beliau jauh dari ketampanan wajah sebagaimana yang dianggap rupawan dalam versi manusia. Tapi, ternyata dibalik kelumpuhannya itu beliau memendam ketenteraman batin yang begitu dahsyat, tergambar saat kita memandang sejuknya pancaran rona wajahnya.
    Nah, saudaraku, kalau hari ini kita berhasil menemukan struktur wajah seseorang yang menenteramkan, maka caru tahulah kenapa dia sampai memiliki wajah yang menenteramkan seperti itu. Tentulah, benar-benar kita akan menaruh hormat. Betapa senyumannya yang tulus; pancaran wajahnya, nampak ingin sekali ia membahagiakan siapapun yang menatapnya. Dan sebaliknya, bagaimana kalau kita menatap wajah lain dengan sifat yang berlawanan; (maaf, bukan bermaksud meremehkan) ada pula yang wajahnya bengis, struktur katanya ketus, sorot matanya kejam, senyumannya sinis, dan sikapnya pun tidak ramah. Begitulah, wajah-wajah dari saudara-saudara kita yang lain, yang belum mendapat ilmu; bengis dan ketus. Dan ini pun perlu kita pelajari. Ambillah kelebihan dari wajah yang menenteramkan, yang menyejukkan tadi menjadi bagian dari wajah kita, dan buang jauh-jauh raut wajah yang tidak ramah, tidak menenteramkan, dan yang tidak menyejukkan.
    Tidak ada salahnya jika kita evalusi diri di depan cermin. Tanyalah; raut seperti apakah yang ada di wajah kita ini? Memang ada diantara hamba-hamba Allah yang bibirnya di desain agak berat ke bawah. Kadang-kadang menyangkanya dia kurang senyum, sinis, atau kurang ramah. Subhanallaah, bentuk seperti ini pun karunia Allah yang patut disyukuri dan bisa jadi ladang amal bagi siapapun yang memilikinya untuk berusaha senyum ramah lebih maksimal lagi. Sedangkan bagi wajah yang untuk seulas senyum itu sudah ada, maka tinggal meningkatkan lagi kualitas senyum tersebut, yaitu untuk lebih ikhlas lagi. Karena senyum di wajah, bukan hanya persoalan menyangkut ujung bibir saja, tapi yang utama adalah, ingin tidak kita membahagiakan orang lain? Ingin tidak kita membuat di sekitar kita tercahayai?
    Nabi Muhammad SAW, memberikan perhatian yang luar biasa kepada setiap orang yang bertemu dengan beliau sehingga orang itu merasa puas. Kenapa puas? Diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW – bila ada orang yang menyapanya – menganggap orang tersebut adalah orang yang paling utama di hadapan beliau. Sesuai kadar kemampuannya. Walhasil, ketika Nabi SAW berbincang dengan siapapun, maka orang yang diajak berbincang ini senantiasa menjadi curahan perhatian. Tak heran bila cara memandang, cara bersikap, ternyata menjadi atribut kemuliaan yang beliau contohkan. Dan itu ternyata berpengaruh besar terhadap sikap dan perasaan orang yang diajak bicara. Adapun kemuramdurjaan, ketidakenakkan, kegelisahan itu muncul ternyata diantara akibta kita belum menganggap orang yang ada dihadapan kita orang yang paling utama. Makanya, terkadang kita melihat seseorang itu hanya separuh mata, berbicara hanya separuh perhatian. Misalnya, ketika ada seseorang yang datang menghampiri, kita sapa orang itu sambil baca koran. Padahal, kalau kita sudah tidak mengutamakan orang lain, maka curahan kata-kata, cara memandang, cara bersikap, itu tidak akan punya daya sentuh. Tidak punya daya pancar yang kuat.
    Oleh karena itu, marilah kita berlatih diri meneliti wajah, tentu saja bukan maksud untuk meremehkan. Tapi, mengambil tauladan wajah yang baik, menghindari yang tidak baiknya, dan cari kuncinya kenapa sampai seperti itu? Lalu praktekkan dalam perilaku kita sehari-hari. Selain itu belajarlah untuk mengutamakan orang lain! Mudah-mudahan kita dapat mengutamakan orang lain di hadapan kita, walaupun hanya beberapa menit, walaupun hanya beberapa detik, subhanallaah.